Pesawaran, Lensanewstv.com - Terkait insentif guru honorer yang belum terbayarkan kepada seluruh guru honorer kabupaten pesawaran yang sedang viral.
Siti Rivngatin S,Pd, i,M,Pd salah satu guru honorer di kabupaten pesawaran mewakili seluruh tenaga guru honorer memberikan kuasa kepada ketua PERADI Gedung tataan Dr(Can) Nurul Hidayah SH.MH dan juga sebagai advokat lembaga bantuan hukum (LBH) cahaya keadilan supaya bisa mengurus nasib guru honorer yang belum terbayarkan insentifnya selama 5 bulan , Senin (23/12/2024)
"Iya benar,saya mewakili seluruh guru honorer di kabupaten pesawaran yang mana sampai sekarang gajih kami semua yang tergolong di PGHM dan FTHSNI selama 5 bulan ini belum terbayarkan sedangkan tahun 2024 sudah mau habis "ucapnya
Ditempat yang sama Nurul Hidayah langsung menuju Dinas pendidikan kabupaten pesawaran guna untuk konfirmasi kepada kepala dinas pendidikan, guna menanyakan terkait gajih guru honorer yang tertunda
"Tadi saya sudah kedinas pendidikan namun tidak bertemu dengan Kadisnya saya hanya bertemu dengan Kabid P2K Pradana Utama dan Kasinya Topan,saya juga mengirim surat kepada Bupati Pesawaran ketua DPRD pesawaran dan Kapolres pesawaran supaya masalah yang lagi viral ini cepat diselesaikan",kata Nurul kepada media
Saat ditemui Kabid P2K Pradana Utama didampingi oleh Kasinya Topan mewakili kepala dinas yang menerangkan bahwa dinas pendidikan hanya menjadi wadah saja dan yang mencairkan adalah BPKAD Kabupaten pesawaran,
"Dinas pendidikan hanya wadah saja untuk pencairan itu ada di BPKD Pesawaran,kami dari pihak dinas pendidikan hanya melengkapi data dan kalau sudah lengkap akan kami serahkan ke BPKD Pesawaran,ujarnya.
Nurul Hidayah menambahkan,agar semua ketua Forum PGHM dan FTHSNI Kabupaten dan Kecamatan agar di panggil Karna ada dugaan pungli yang di lakukan oleh koordinator tingkat kecamatan dan Kabupaten,saya mendapat informasi karena setiap pencairan di pungut iyuran sebesar 20.000-30.000 ribu rupiah setiap bulan,nah ini peruntukan apa dan di gunakan untuk apa, karena ini bukan sedikit tenaga honorer tapi ribuan honorer, tutupnya
(Red, Hartasi)